, ,

Kapal Tenggelam di Bengkulu dan PPU: Penyebab, Kronologi, dan Respons Pemerintah

by -1018 Views
telkomsel

News Penajam – Dua insiden kapal tenggelam yang terjadi hampir bersamaan di wilayah perairan Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan nasional terkait lemahnya implementasi keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.

Kapal Angkut Wisatawan Pulau Tikus Tenggelam, 7 Meninggal, Ini Identitasnya
Kapal Tenggelam di Bengkulu dan PPU: Penyebab, Kronologi, dan Respons Pemerintah

Peristiwa pertama terjadi pada awal Mei 2025 di perairan Bengkulu. Sebuah kapal nelayan yang membawa lima awak tenggelam akibat gelombang tinggi lebih dari tiga meter. Tiga orang ditemukan selamat, sementara dua lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Cuaca buruk dilaporkan sebagai penyebab utama, dengan BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini angin kencang dan gelombang tinggi.

Baca Juga : Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Jember Terus Dilakukan

Ironisnya, kapal yang digunakan para nelayan diketahui tidak dilengkapi alat keselamatan seperti pelampung, dan tetap berlayar meski cuaca buruk telah diperingatkan.

Kecelakaan Kapal Pengangkut Material di Penajam Paser Utara

Beberapa hari setelah insiden di Bengkulu, sebuah kapal pengangkut material bangunan tenggelam di wilayah perairan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kapal tersebut tengah mengangkut semen dan bahan konstruksi untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Berbeda dengan kejadian di Bengkulu yang dipicu faktor cuaca, tenggelamnya kapal di Penajam diduga kuat disebabkan oleh kelebihan muatan. Pihak pelabuhan menyebut kapal tersebut tidak menyerahkan manifest muatan resmi dan melebihi kapasitas angkut yang diperbolehkan.

Kapal mulai kemasukan air saat melintasi perairan dangkal yang berarus deras. Meskipun kru kapal sempat menggunakan pompa air darurat, kapal tak tertolong dan akhirnya tenggelam.

Kapal feri Muchlisa membawa 40 orang, terdiri dari 18 kru kapal dan 22 penumpang, serta membawa kendaraan roda dua dan roda empat. Sebagian besar berhasil diselamatkan, namun dua kru kapal dinyatakan hilang. Satu di antaranya telah ditemukan meninggal dunia, dan pencarian terhadap satu korban lainnya masih dilakukan.

Imbauan Serius dari Kemenhub dan BMKG

Menanggapi dua kecelakaan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI menegaskan pentingnya standar keselamatan pelayaran, terutama bagi kapal kecil dan non-komersial.

Cuaca ekstrem dan kelebihan muatan adalah penyebab utama kecelakaan laut. Operator kapal wajib patuhi peringatan cuaca dan batas muatan,” tegasnya.

BMKG juga meminta seluruh nelayan dan operator kapal untuk aktif memantau kondisi cuaca sebelum berlayar. Informasi prakiraan cuaca kini tersedia secara real-time melalui aplikasi, situs web, dan media sosial BMKG.


🛟 Pentingnya Penerapan Prosedur Keselamatan Laut

  • Gunakan alat keselamatan: pelampung, sinyal darurat, dan pelindung cuaca.

  • Ikuti prakiraan cuaca: jangan berlayar saat peringatan cuaca ekstrem.

  • Patuh batas muatan kapal: hindari over capacity yang memicu kecelakaan.

  • Laporkan manifest muatan kepada pelabuhan untuk pengawasan keamanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.