News Penajam – Perubahan pola pikir petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai menunjukkan hasil positif. Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU, Sujiati, mengungkapkan bahwa saat ini sekitar 70–80 persen petani di daerah tersebut telah menerapkan pola tanam serempak, menggantikan kebiasaan lama yang cenderung individual dan tidak terjadwal.

Langkah ini dinilai menjadi salah satu kunci dalam meminimalkan serangan hama yang kerap merugikan petani. “Insyaallah kalau petani siap, pemerintah juga akan berupaya. Mengubah pola pikir dari tradisional ke modern itu tidak semudah membalik telapak tangan, jadi kita harus terus memberikan penjelasan maksimal,” ujar Sujiati, Senin (11/8/2025).
Baca Juga : Maksimalkan Pelatihan Paskibraka PPU, Bentuk Generasi Berkarakter dan Nasionalis
Sebelumnya, banyak petani memilih menanam sesuai kesiapan pribadi tanpa mempertimbangkan siklus tanam bersama. Hal ini sering menyebabkan sebagian lahan panen lebih awal, sementara lahan lain masih dalam masa tanam, yang akhirnya memicu serangan hama.
Petani PPU Makin Melek Teknologi, Produktivitas Tanam Serempak Tembus 80 Persen
“Alhamdulillah, sekarang mereka mulai memahami manfaat tanam serempak. Dengan panen bersamaan, potensi hama bisa ditekan. Kalau ada yang panen duluan, hama akan berpindah ke lahan yang masih tanam, itu yang kita hindari,” jelasnya.
Selain meningkatkan ketahanan terhadap hama, penerapan tanam serempak juga terbukti mendorong produktivitas pertanian di PPU. Tahun ini, faktor pendukung seperti cuaca yang baik, ketersediaan pupuk, dan pasokan air yang stabil semakin memperkuat hasil panen.
Pola Tanam Serempak di Penajam Paser Utara Berhasil Tingkatkan Produksi Pertanian
“Cuacanya bagus, pupuk menunjang, pasokan air juga lumayan bagus. Jadi produksi meningkat,” tambah Sujiati.
Dari sisi pemasaran, stabilitas harga gabah turut memberikan motivasi bagi petani untuk berinvestasi lebih dalam perawatan tanaman. Saat ini, harga padi berada di kisaran Rp6.500 per kilogram, yang membuat petani lebih percaya diri mengalokasikan biaya untuk pupuk dan perawatan.
“Kalau harga jelas, petani bisa menghitung biaya dan keuntungan. Dulu harga tidak menentu, jadi mereka ragu untuk mengeluarkan biaya tambahan,” paparnya.
Pemerintah daerah bersama DPRD berencana terus mendorong edukasi pertanian modern kepada petani, termasuk penggunaan teknologi dan manajemen lahan yang efisien. Dengan sinergi antara petani dan pemerintah, PPU optimistis dapat mempertahankan bahkan meningkatkan angka produktivitas di masa mendatang.
Penerapan pola tanam serempak di PPU diharapkan menjadi contoh sukses bagi daerah lain dalam memadukan kearifan lokal dan sistem pertanian modern demi ketahanan pangan yang berkelanjutan.