Masih Banyak Tambak Terlantar, Diskan PPU Siapkan Langkah Rehabilitasi dan Pemetaan Ulang
News Penajam – Dinas Perikanan (Diskan) Penajam Paser Utara (PPU) mencatat masih banyak lahan tambak di wilayah pesisir yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dari total sekitar 9.000 hektare lahan tambak, baru sekitar 4.000 hektare yang aktif dikelola oleh masyarakat.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar, menjelaskan bahwa sekitar 5.000 hektare lahan tambak masih terbengkalai karena berbagai kendala teknis dan non-teknis. Hal ini disampaikannya usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD PPU pada Senin (7/7/2025).
“Banyak tambak yang sudah tidak aktif karena ditinggal pemiliknya, kondisi tidak bagus, atau rusak akibat abrasi,” kata Musakkar.
Baca Juga : Mudyat Noor Pastikan RPJMD 2025-2029 PPU Jawab Tantangan Pembangunan Lima Tahun ke Depan
✅ Langkah Strategis Diskan PPU
Untuk mengatasi kondisi ini, Diskan PPU sedang menyiapkan beberapa langkah konkret, di antaranya:
-
Pemetaan ulang lahan tambak untuk mengetahui kondisi dan potensi terkini.
-
Identifikasi kebutuhan rehabilitasi, seperti perbaikan tanggul dan saluran air.
-
Penyesuaian bantuan secara bertahap sesuai kemampuan anggaran daerah.
“Rehabilitasi tambak memerlukan anggaran besar, jadi dilakukan bertahap. Kita mulai dari pemetaan dulu,” tambahnya.
📌 Kendala Utama Lahan Tambak
Beberapa masalah yang menyebabkan tambak terbengkalai di antaranya:
-
Abrasi pantai yang menyebabkan tanggul jebol dan air laut masuk.
-
Biaya operasional tinggi yang tidak mampu ditanggung kelompok pembudidaya.
-
Kurangnya akses bantuan teknis dan pendampingan.
Tambak-tambak tersebut tersebar di seluruh kecamatan di PPU, seperti Babulu, Waru, Penajam, dan Sepaku.
🔍 Dukungan Lintas Sektor Diperlukan
Musakkar menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pemulihan tambak. Upaya ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi wilayah pesisir secara berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Sinergi tersebut menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem tambak yang produktif, ramah lingkungan, dan mampu menghadapi tantangan perubahan iklim serta dinamika ekonomi lokal.
“Kami berharap semua pihak mendukung optimalisasi tambak demi peningkatan ekonomi masyarakat pesisir,” pungkasnya.